052633000_1631185687-20210909-PPKM-IHSG-6.jpg

Keuntungan atas Jual Beli Saham Disebut Apa?

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, bursa saham hingga 30 Desember 2022 melemah 3,26 persen mtd ke level 6.850,62. Di sisi lain, non-resident atau investor asing mencatatkan outflow sebesar Rp 20,91 triliun mtd. 

“Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 4,09 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp60,58 triliun,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam RDK OJK, Senin (2/1/2022).

Kemudian, di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,82 persen mtd dan 3,60 persen ytd ke level 344,78. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-resident tercatat sebesar Rp236,57 miliar (mtd) atau Rp199,51 miliar (ytd).

Di pasar SBN, non-resident mencatatkan inflow Rp25,43 triliun (mtd) sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 6,24 bps mtd di seluruh tenor. 

“Secara ytd, yield SBN telah meningkat rata-rata sebesar 51,30 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp128,98 triliun,” kata diam

Kinerja reksa dana merosot tercermin dari penurunan nilai aktiva bersih (NAB) sebesar 1,47 persen (mtd) di Rp 504,62 triliun dan tercatat net redemption sebesar Rp0,76 triliun (mtd). 

“Secara ytd, NAB turun sebesar 12,76 persen dan masih tercatat net redemption sebesar Rp79,11 triliun,” ujar dia.

Sementara itu, minat untuk penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp 267,73 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten yang merupakan rekor tertinggi jumlah emiten baru. 

 

Source link

022998300_1685325293-publikasi_1685277264_64734a500e234.jpeg

Negara Mitra IPEF Sepakat Perangi Pencucian Uang, Penggelapan Pajak hingga Korupsi

Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat momentum pertumbuhan dalam area ekonomi bersih termasuk pada bidang transisi energi, guna mencapai target Net-Zero Emission global.

Sebagai bentuk kerjasama baru, Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) berupaya mengusung isu-isu ekonomi berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam Pilar III perihal Clean Economy.

Pilar III menjadi salah satu sesi pembahasan dalam IPEF Ministerial Meeting yang berlangsung di Detroit, AS pada tanggal 27 Maret 2023. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dan Dubes RI Rosan Roeslani hadir dan berpartisipasi aktif dalam pertemuan dan konferensi yang melibatkan 14 negara anggota IPEF tersebut.

“Partisipan dalam IPEF menyambut baik perkembangan perundingan dalam Pilar III dan sepakat untuk menjajaki berbagai cara dalam mencapai climate goals masing-masing negara, sebagaimana telah disampaikan dalam IPEF Ministerial Statement pada bulan September 2022,” dikutip dari laman ekon.go.id, Senin (29/5/2023).

Bidang kerjasama yang akan dimajukan dalam Pilar III IPEF antara lain pada bidang penelitian, komersialisasi, ketersediaan, aksesibilitas serta penerapan energi bersih ataupun teknologi ramah iklim.

Investasi

IPEF juga akan memfasilitasi investasi dalam proyek-proyek terkait climate change goals. Dengan mendukung kebijakan dan pasar pada area clean economy, IPEF berusaha mewujudkan energi yang berkelanjutan, tangguh, dan terjangkau dalam kawasan Indo-Pasifik.

Tidak hanya itu, IPEF juga akan mempertimbangkan kondisi nasional dan kebutuhan pembangunan tiap negara anggota IPEF dalam bidang clean economy.

Dalam Pertemuan Tingkat Menteri IPEF tersebut Menko Airlangga menyampaikan dukungan terhadap penerapan teknologi tinggi seperti blue and green ammonia, Small Modular Reactors (SMR), ataupun teknologi renewable energy berbasis hidrogen.

Selain itu, Menko Airlangga juga menanyakan klarifikasi perihal keterkaitan kebijakan investasi dalam IPEF dan PGII. Pemerintah AS menyebutkan bahwa kebijakan investasi IPEF dan PGII akan menjadi dua hal yang terpisah.

Source link

051822800_1628736505-tingey-injury-law-firm-yCdPU73kGSc-unsplash.jpg

Pengadilan Pajak Pindah ke MA, Pakar: Bagaimana Bisa Independen Kalau Masih di Kemenkeu?

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengeluarkan sikap terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memindahkan sistem pengadilan pajak, dari semula di bawah Kemenkeu ke Mahkamah Agung (MA).

Stafsus Menkeu Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan, pihak instansi menghormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas permohonan dengan nomor perkara 26/PUU-XXI/2023, tentang pengujian terhadap pasal 5 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak terhadap UUD 1945.

Pada sidang tersebut, MK memutuskan untuk mengabulkan satu dari tiga permohonan yang diajukan. Adapun sidang diselenggarakan tanpa dilakukan permintaan keterangan baik ke Pemerintah maupun DPR dimana hal tersebut dimungkinkan berdasarkan Undang-Undang MK.

“Kami hormati keputusan MK sebagai lembaga peradilan yang independen. Kami akan terus mendukung penguatan pengadilan pajak yang sejalan dengan reformasi perpajakan yang telah dan sedang kami jalankan,” kata Prastowo dalam pesan tertulisnya kepada Liputan6.com, Sabtu (27/5/2023).

Sebelumnya, MK telah mengabulkan permohonan untuk sebagian dan menyatakan, frasa Departemen Keuangan dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor Tahun 2002 dinyatakan tidak berkekuatan hukum.

Sehingga dimaknai menjadi, pembinaan organisasi, administrasi, dan keuangan bagi Pengadilan Pajak dilakukan oleh Mahkamah Agung yang secara bertahap dilaksanakan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2026.

Salah satu pertimbangannya, Mahkamah Konstitusi menilai Pengadilan Pajak tetap mempertahankan pembinaan badan peradilan pada lembaga yang tidak terintegrasi. Maka hal tersebut dapat memengaruhi kemandirian badan peradilan, atau setidak-tidaknya berpotensi lembaga lain turut mengontrol pelaksanaan tugas dan kewenangan badan peradilan, dalam hal ini (in casu) Pengadilan Pajak. Sehingga tidak dapat secara optimal melaksanakan tugas dan kewenangannya secara independen.

 

Source link

013227900_1422934136-Ilustrasi-Pajak-150203-2-andri.jpg

Mengenal Unsur-Unsur Pajak di Indonesia, Beserta Pengertian dan Fungsinya

Pada umumnya unsur-unsur pajak di Indonesia terbagi menjadi 4 bagian. Yaitu subjek pajak, wajib pajak, objek pajak dan juga tarif pajak. Berikut penjelasan detailnya:

1. Subjek Pajak

Unsur-unsur pajak di Indonesia yang pertama adalah subjek pajak. Subjek pajak adalah orang pribadi atau lembaga yang dituntut untuk melaksanakan kewajiban perpajakan, Subjek pajak diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. Selain itu, subjek pajak dibagi menjadi 2, yakni:

a. Subjek pajak dalam negeri

Undang-Undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yang tergolong sebagai subjek pajak dalam negeri di antaranya adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, badan dan bentuk usaha tetap.

b. Subjek pajak luar negeri

Adalah orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal di Indonesia atau di luar negeri yang memperbolehkan penghasilan dari Indonesia, baik dari badan usaha atau tidak. Jadi, jika anda yang berada di Indonesia kurang dari 183 hari dalam 12 bulan maka bisa disebut subjek pajak luar negeri. Besaran pajak bagi subjek pajak luar negeri berdasarkan penghasilan bruto dengan tarif pajak sepadan dan tidak wajib menyampaikan SPT karena sudah ada pemotongan pajak akhir di pendapatannya.

2. Wajib Pajak

Unsur-unsur pajak di Indonesia yang selanjutnya adalah wajib pajak. Biasanya orang yang dikenakan wajib pajak, disesuaikan dengan usianya. Jika masih dibawah umur, maka wajib pajak masih dipegang oleh kedua orang tuanya. Sedangkan untuk komunitas atau lembaga, wajib pajak disematkan ketika awal usaha didirikan. Selain itu, wajib pajak harus memiliki NPWP yang bertujuan memudahkan dalam pembayaran dan pelaporan pajak. Wajib pajak yang memiliki penghasilan di bawah PTKP tidak perlu mendaftarkan NPWP. Jika wajib pajak tidak membayar pajak, mereka akan mendapatkan denda dan sanksi sesuai peraturan yang berlaku dengan besaran yang telah ditentukan pemerintah.

3. Objek Pajak

Unsur-unsur pajak di Indonesia yang selanjutnya adalah objek pajak. Objek pajak adalah benda atau produk atau jasa yang harus dibayarkan pajaknya dari subjek pajak. Objek pajak juga merupakan penghasilan yang diterima wajib pajak yang berasal dari Indonesia ataupun dari luar Indonesia. Misalkan, anda mempunyai bangunan berupa tanah untuk sebuah usaha, maka anda harus membayarkan pajaknya kepada pemerintah yang termasuk ke dalam pajak bangunan atau PBB dan pajak dari usaha anda tersebut.

4. Tarif Pajak

Unsur-unsur pajak di Indonesia yang terakhir adalah tarif pajak. Pengertian tarif pajak adalah nominal yang harus dibayarkan oleh wajib pajak atas benda atau jasa yang terbebani objek pajak. Besaran tarif pajak sangat bervariasi dan umumnya berbeda satu sama lain. Tarif pajak dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

  1. Tarif pajak progresif presentasenya sebanding dengan kenaikan objek pajaknya seperti penghasilan atau PPh.
  2. Tarif pajak degresif yaitu tarif pajak yang presentasenya akan semakin rendah ketika objek pajaknya meningkat.
  3. Tarif proporsional memiliki presentase tetap meskipun objek pajaknya menurun atau meningkat, contohnya PPN 10 persen.
  4. Tarif pajak tetap adalah tarif pajak yang nominalnya tetap berapa pun nilai objek pajaknya, contohnya Bea Materai Rp 10.000.

 

Source link

080488700_1531990071-Tips_Mengatur_Keuangan.jpg

Baru Mulai Kerja dan Dapat Gaji, Simak Tips Keuangan Ini Agar Tak Menyesal saat Tua

Cari tahu berapa banyak uang yang Anda bawa, berapa banyak dari uang tersebut yang dibelanjakan, hingga berapa banyak yang Anda hemat. Ketahui juga hal-hal yang Anda belanjakan hanya demi keinginan Anda dibandingkan kebutuhan. Itu membuat Anda paham di mana harus memangkas pengeluaran.

Dilaporkan CNN Business, Reiches menyarankan aturan 50/20/30. Ambil pendapatan kotor Anda dan kurangi semua pajak penghasilan bahkan asuransi kesehatan yang langsung dipotong dari gaji Anda.

Dari pendapatan setelah pajak itu, alokasikan tidak lebih dari 50% untuk pengeluaran penting (sewa, utilitas, bahan makanan, transportasi, dll.) kemudian 20% lainnya digunakan untuk menabung untuk tujuan jangka pendek dan jangka panjang dan untuk membayar utang berbunga tinggi. Sementara 30% sisanya dapat digunakan untuk pengeluaran diskresioner (pakaian, hiburan, makan di luar, perjalanan, hadiah, dll.).

Aturan tersebut masih bisa berubah, seperti jika Anda tinggal di daerah dengan biaya tinggi, dengan harga sewa yang mendorong Anda melebihi batas 50% untuk hal-hal penting. Dalam hal ini, Anda dapat memilih tempat untuk memotong di area lain atau mengurangi biaya perumahan dengan tinggal bersama teman sekamar, misalnya.

Jangan mengandalkan uang yang belum Anda miliki

Mungkin Anda pernah mendengar akan diberikan bonus atau mengharapkan kenaikan gaji. Di sisi lain, ada pula kemungkinan memperoleh uang karena teman Anda akan membayar utangnya tahun depan. Semua uang itu mungkin terwujud. Tapi sampai itu terjadi, jangan membelanjakannya terlebih dahulu karena Anda tidak tidak pernah tahu dan tidak ada kepastian atas kapan datangnya atau berapa banyak yang akan didapatkan.

 

Source link

017760400_1605802651-Pengadilan_3.jpg

Pengadilan Pajak Pindah ke Mahkamah Agung, Kemenkeu Hormati Putusan MK

Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengeluarkan sikap terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memindahkan sistem pengadilan pajak, dari semula di bawah Kemenkeu ke Mahkamah Agung (MA).

Stafsus Menkeu Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan, pihak instansi menghormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas permohonan dengan nomor perkara 26/PUU-XXI/2023, tentang pengujian terhadap pasal 5 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak terhadap UUD 1945.

Pada sidang tersebut, MK memutuskan untuk mengabulkan satu dari tiga permohonan yang diajukan. Adapun sidang diselenggarakan tanpa dilakukan permintaan keterangan baik ke Pemerintah maupun DPR dimana hal tersebut dimungkinkan berdasarkan Undang-Undang MK.

“Kami hormati keputusan MK sebagai lembaga peradilan yang independen. Kami akan terus mendukung penguatan pengadilan pajak yang sejalan dengan reformasi perpajakan yang telah dan sedang kami jalankan,” kata Prastowo dalam pesan tertulisnya kepada Liputan6.com, Sabtu (27/5/2023).

Sebelumnya, MK telah mengabulkan permohonan untuk sebagian dan menyatakan, frasa Departemen Keuangan dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor Tahun 2002 dinyatakan tidak berkekuatan hukum.

Sehingga dimaknai menjadi, pembinaan organisasi, administrasi, dan keuangan bagi Pengadilan Pajak dilakukan oleh Mahkamah Agung yang secara bertahap dilaksanakan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2026.

Salah satu pertimbangannya, Mahkamah Konstitusi menilai Pengadilan Pajak tetap mempertahankan pembinaan badan peradilan pada lembaga yang tidak terintegrasi. Maka hal tersebut dapat memengaruhi kemandirian badan peradilan, atau setidak-tidaknya berpotensi lembaga lain turut mengontrol pelaksanaan tugas dan kewenangan badan peradilan, dalam hal ini (in casu) Pengadilan Pajak. Sehingga tidak dapat secara optimal melaksanakan tugas dan kewenangannya secara independen.

 

Source link

076869000_1503805347-20170827-Samsat-Keliling-AY3.jpg

Bayar Pajak Kendaraan dan PBB Kini Bisa Pakai Muamalat DIN

Adapun untuk pembayaran pajak kendaraan bermotor, nasabah perlu mendapatkan kode bayar terlebih dahulu melalui aplikasi Samsat Digital Nasional (Signal). Selanjutnya, nasabah login ke Muamalat DIN dan mengakses menu “pembayaran”.

Kemudian, nasabah memilih fitur “Samsat/Signal”, memilih wilayah, memasukkan kode bayar dan menyelesaikan pembayaran. Setelah transaksi berhasil, proses pengiriman STNK kemudian dapat dilihat melalui aplikasi Signal. Saat ini, fitur pembayaran pajak kendaraan Muamalat DIN sudah mencakup 15 provinsi.

Menurut Sandhy, aplikasi Muamalat DIN dilengkapi dengan fitur keamanan terbaru seperti biometric login dan pembacaan otomatis One Time Password (OTP).

Selain itu, terdapat fitur pembayaran menggunakan QR Code yang terhubung dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia.

 

Source link

Seminar Nasional 2023″The Sustainable Role of Accountant in Achieving 2060 Net Zero Emission”

Pemanasan global yang disebabkan oleh efek rumah kaca telah menyebabkan dampak yang signifikan di Indonesia dan membahayakan masa depan. Data dari BMKG menunjukkan bahwa suhu udara di Indonesia semakin meningkat dan dapat menyebabkan cuaca ekstrem yang semakin parah. Jika tidak ada mitigasi yang tepat, diperkirakan kenaikan suhu udara di Indonesia akan mencapai 3 derajat Celsius pada tahun 2100. Penyebab pemanasan global yang paling signifikan adalah adanya efek rumah kaca, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan gas alam. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi CO2 di udara yang mendorong terjadinya efek rumah kaca.

Upaya mitigasi pemanasan global telah ditetapkan dengan komitmen Zero Emission Net, yang dituangkan dalam Paris Agreement 2015. Indonesia telah mengumumkan bahwa akan memenuhi target net zero emission maksimal pada tahun 2060. Sector energi memainkan peran penting dalam mencapai target tersebut dan harus melihat komitmen ini sebagai peluang untuk pembangunan dan pemulihan ekonomi. Pemerintah telah meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform sebagai langkah menuju pengembangan energy bersih. Selain itu, berbagai kebijakan juga diterapkan untuk menciptakan iklim investasi yang tepat bagi industry hulu.


Seminar Nasional diadakan untuk membahas komitmen Indonesia dan konsekuensinya terhadap industry energi serta memperlihatkan peran akuntan sebagai penasihat bisnis dalam menghadapi tantangan dan peluang berkaitan dengan transisi energi. Akuntan harus mampu mendampingi perusahaan melalui bisnis advice and risk perspective untuk merespon peluang jumlah kebutuhan energi baru yang semakin meningkat. Dengan transisi energi, akuntan harus dapat menunjukkan peran strategis dan berkontribusi dalam mencapai target Zero Emission Net 2060, bukan sekedar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Pelaksanaan Seminar Nasional sebagai berikut:

  • Tanggal: 27 Mei 2023
  • Waktu: Pkl 09.00 – 12.00 WIB
  • Venue: Ball Room JS Luwansa Hotel & Convention Center
  • Narasumber:
    • Novy G. A. Pelenkahu, MBA., Ak., CA., CFrA., CSFA., CPA., CIAE. (Auditor Utama Keuangan VII BPK RI)
    • Dr. Ir. Dadan Kusdiana, M.Sc. (Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM)
    • Abdul Hakam, CA., CIA., QIA. (Executive Vice President of Accounting PT. PLN (Persero))
    • Nisriyanto, M. Acc. (President & CEO PT. Supreme Energy)

Segenap panitia Seminar Nasional mengucapkan terima kasih kepada PT. PLN (Persero), PT. Astra Daihatsu Motor, PT. Supreme Energy atas dukungan dan partisipasinya pada acara seminar nasional ini.

045908400_1680249490-Screenshot__46_.jpg

Ketua Banggar Apresiasi Pengelolaan Keuangan Negara Meski Diterpa Kasus Pajak

Liputan6.com, Jakarta – Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Said Abdullah, menilai laporan Pemerintah terkait perkembangan pengelolaan keuangan negara sangat baik.

Hal itu tergambar pada kinerja APBN per April 2023 menunjukkan perkembangan surplus Rp. 234,7 triliun atau 1,12 persen PDB. Realisasi pendapatan negara telah mencapai Rp. 1.000,5 triliun atau 40,6 persen dari target APBN 2023.

Meskipun ditengah berita miring terkait berbagai kasus pajak oleh oknum pegawai pajak, menurut Said, capaian tersebut patut apresiasi para pegawai pajak tetap setia dan bekerja keras.

“Selain itu kepatuhan wajib pajak terhadap kasus pajak yang mencuat tidak menggoyahkan mereka untuk tetap membayar pajak. Kita wajib bangga terhadap kepatuhan para wajib pajak. Total SPT tahun 2023 ini meningkat dari tahun lalu 13,11 juta menjadi 13,49 juta,” kata Said Abdullah, di Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Menurut Said, atas kepatuhan itu pula, ditambah tumbuhnya perekonomian nasional, penerimaan pajak hingga April 2023 mencapai Rp. 688,15 triliun atau 40,05 persen dari target.

Bahkan PPh Non Migas telah mencapai Rp. 410,92 triliun atau 47,04 persen dari target, PPh Migas mencapai Rp. 32,33 triliun atau 52,62 persen dari target, PPN dan PPnBM mencapai Rp. 239,98 triliun atau 32,2 persen dari target.

Kendati demikian, sektor PPB dan pajak lainnya harus memacu lebih baik, sebab realisasinya per April 2023 baru 12,3 persen dari target atau setara Rp. 4,92 triliun. Kinerja Pemda lebih aktif untuk mendorong realisasi penerimaan PBB lebih baik.

“Karena dampak ekonomi yang tumbuh baik, ikut mendongkrak Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang tercapai Rp. 217,8 triliun atau 49,3 persen. Sebaliknya sektor kepabeanan dan cukai masih perlu effort lebih keras sebab terjadi perlambatan, baru terealisasi Rp. 94,5 triliun atau baru 31,17 persen dari target,” ujarnya.

 

Source link

037561600_1673244871-pajak.jpeg

Kemenkeu Jatim Lelang 90 Aset Barang Sitaan Wajib Pajak, Ada Apartemen hingga Kayu Gelondongan

Liputan6.com, Malang – Sebanyak 90 aset senilai Rp16,9 miliar milik 45 wajib pajak (WP) yang disita selama triwulan I 2023, dilelang guna mengoptimalkan penerimaan negara.

Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jawa Timur (Jatim) Taukhid mengatakan bahwa pelelangan 90 aset tersebut bertujuan untuk memastikan seluruh piutang negara bisa ditagih dengan baik dan semaksimal mungkin.

“Objek yang dilelang secara daring tersebut adalah aset sitaan pada triwulan I 2023. Sebanyak 90 aset dengan total nilai limit sebesar Rp16,9 miliar,” katanya di Kota Malang, dilansir dari Antara, Selasa (23/5/2023).

Taukhid menjelaskan, sejumlah barang yang dilelang tersebut terdiri dari kendaraan bermotor, tanah dan bangunan, apartemen, barang elektronik, kayu gelondongan, partisi elektronik, partisi kendaraan, generator, dan lain-lain.

Menurut dia, aset tersebut berasal dari 45 wajib pajak pada 30 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur I, II dan III serta dua Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC), di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur I.

Lelang tersebut dilaksanakan secara daring melalui situs www.lelang.go.id yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Diharapkan seluruh barang yang dilelang, bisa bisa terjual seluruhnya.

“Lelang dilakukan hari ini guna optimalisasi penerimaan negara,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Jatim, Tugas Agus Priyo Waluyo menyatakan bahwa target lelang yang ditetapkan pada 2023 senilai Rp3,8 triliun dan hingga April sudah terealisasi sebesar Rp1,6 triliun.

“Kegiatan lelang serentak dilaksanakan dua kali pada tahun ini. Pertama yang saat ini berjalan, dan selanjutnya pada November 2023,” ujarnya.

 

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan resmi menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Kebijakan ini diharapkan bisa mempermudah wajib pajak dalam melakukan transaksi pelayanan pajak.

Source link